Profil Desa Kedungpring
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungpring mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen, Banyumas. Mengupas tuntas potensi budidaya ikan air tawar, industri kerajinan bambu yang melegenda, kekuatan sektor pertanian, dan harmoni masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
-
Sentra Budidaya Ikan Air Tawar
Berkat kelimpahan air dari jaringan irigasi teknis, Desa Kedungpring berhasil mengembangkan diri menjadi salah satu pusat budidaya ikan air tawar yang produktif, khususnya ikan gurame dan lele, sebagai pilar ekonomi baru.
-
Pelestari Kerajinan Anyaman Bambu
Desa ini merupakan rumah bagi para perajin bambu yang mewarisi keahlian secara turun-temurun, menjadikan kerajinan tangan seperti tampah dan besek sebagai identitas budaya sekaligus sumber pendapatan yang penting.
-
Diversifikasi Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam
Kedungpring menjadi contoh unggul dalam diversifikasi ekonomi pedesaan, di mana masyarakatnya secara cerdas mengoptimalkan potensi alam spesifik (air dan bambu) untuk membangun ketahanan ekonomi di luar sektor pertanian padi.

Desa Kedungpring, sebuah wilayah subur di Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, menawarkan sebuah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah komunitas dapat hidup harmonis dengan alam dan memanen berkah dari sumber daya yang melimpah. Nama "Kedungpring" sendiri, yang berasal dari kata kedung (kolam air yang dalam) dan pring (bambu), seakan menjadi takdir yang menuntun arah pembangunan desa ini.
Jauh dari sekadar desa agraris biasa, Kedungpring telah berhasil melakukan diversifikasi ekonomi yang mengagumkan dengan bertumpu pada dua pilar utama: budidaya ikan air tawar yang berkembang pesat berkat jaringan irigasi yang andal dan industri kerajinan bambu yang berakar kuat dari warisan leluhur. Desa ini merupakan bukti nyata bahwa potensi lokal, jika dikelola dengan baik, mampu menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan. Profil ini akan mengupas lebih dalam bagaimana Kedungpring mengelola emas hijaunya dari kolam-kolam ikan dan menjaga anyaman rupiah dari rumpun bambu.
Geografi Kaya Air dan Lanskap Bambu
Terletak di Kecamatan Kemranjen, Desa Kedungpring dianugerahi kondisi geografis yang sangat menguntungkan. Dengan kode pos 53194, desa ini berada di kawasan dataran rendah yang dialiri oleh jaringan irigasi teknis yang prima. Sumber air yang stabil dan melimpah, yang sebagian besar berasal dari sistem Bendung Gerak Serayu, menjadi aset paling berharga bagi desa ini. Kanal-kanal irigasi, baik primer maupun sekunder, membelah dan mengairi lahan-lahan pertanian serta mengisi kolam-kolam ikan milik warga sepanjang tahun.
Sesuai dengan namanya, lanskap Desa Kedungpring juga dihiasi oleh rumpun-rumpun bambu yang tumbuh subur di pekarangan rumah, tepi sungai, dan batas-batas desa. Keberadaan tanaman bambu yang melimpah ini tidak hanya berfungsi sebagai penjaga ekosistem, tetapi juga menjadi bahan baku utama bagi industri kerajinan yang telah menghidupi masyarakat selama beberapa generasi. Perpaduan antara hamparan sawah, kolam-kolam ikan, dan rumpun bambu menciptakan sebuah pemandangan yang asri sekaligus produktif.
Struktur Pemerintahan dan Profil Demografi
Pemerintahan Desa Kedungpring berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa dan didukung oleh jajaran perangkat desa yang solid. Visi pembangunan desa sangat jelas, yakni mengoptimalkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah desa berperan aktif sebagai fasilitator, memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok masyarakat, seperti Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) dan para perajin bambu, melalui berbagai program pemberdayaan dan bantuan.
Berdasarkan data kependudukan resmi dari Pemerintah Kabupaten Banyumas per 30 Juni 2024, Desa Kedungpring memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.498 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.278 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 2.220 penduduk berjenis kelamin perempuan.
Struktur mata pencaharian penduduk mencerminkan keberhasilan diversifikasi ekonomi desa. Tiga profesi utama yang menopang kehidupan warga yaitu:
- Petani PadiSebagai profesi warisan yang tetap menjadi fondasi utama.
- Pembudidaya IkanSektor yang terus tumbuh dan menarik minat banyak warga, baik sebagai usaha utama maupun sampingan.
- Perajin BambuProfesi yang didominasi oleh generasi tua, namun tetap vital sebagai sumber pendapatan dan penjaga tradisi.
Budidaya Ikan Air Tawar: Emas Hijau dari Kolam Kedungpring
Jika ada sektor yang paling pesat perkembangannya di Kedungpring dalam satu dekade terakhir, itu ialah budidaya ikan air tawar. Kelimpahan air berkualitas menjadi faktor kunci yang memungkinkan industri ini berkembang menjadi salah satu sentra perikanan darat di Kecamatan Kemranjen.
Berbagai jenis ikan dibudidayakan di kolam-kolam milik warga, namun yang menjadi primadona antara lain:
- Ikan GurameDikenal memiliki nilai jual tinggi dan menjadi favorit di pasar kuliner. Budidaya gurame membutuhkan kesabaran dan teknik khusus, namun hasilnya sangat menjanjikan.
- Ikan LeleMenjadi pilihan populer karena siklus panennya yang cepat dan permintaan pasar yang selalu tinggi.
- Ikan NilaPilihan lain yang mudah dibudidayakan dan memiliki pasar yang stabil.
Aktivitas budidaya ini tidak hanya dilakukan secara perorangan, tetapi juga terorganisir dalam wadah Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan). Melalui kelompok ini, para petani ikan saling berbagi pengetahuan, mendapatkan akses lebih mudah terhadap program bantuan benih dan pakan dari pemerintah, serta memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam pemasaran hasil panen. Sektor ini secara langsung telah meningkatkan pendapatan per kapita warga dan menyediakan sumber protein hewani yang bergizi bagi masyarakat.
Kerajinan Bambu: Warisan Leluhur yang Menjadi Sumber Rupiah
Jauh sebelum budidaya ikan menjadi tren, tangan-tangan terampil warga Kedungpring telah lama menganyam bambu menjadi berbagai produk fungsional yang bernilai ekonomi. Industri kerajinan bambu merupakan warisan budaya tak benda yang terus dilestarikan hingga kini. Para perajin, yang sebagian besar merupakan kaum perempuan dan lansia, bekerja di teras-teras rumah mereka, mengubah bilah-bilah bambu menjadi karya seni yang bermanfaat.
Produk unggulan dari kerajinan bambu Desa Kedungpring antara lain:
- TampahAlat penampi beras berbentuk bulat besar yang esensial di dapur tradisional.
- BesekKotak anyaman bambu yang serbaguna, sering digunakan sebagai wadah makanan tradisional atau kemasan ramah lingkungan.
- KaloSaringan santan tradisional yang juga terbuat dari anyaman bambu.
- Peralatan Rumah Tangga LainnyaSeperti tempat nasi (wakul), tudung saji, dan berbagai dekorasi dinding.
Meskipun menghadapi tantangan dari gempuran produk plastik, kerajinan bambu Kedungpring tetap bertahan karena kualitas dan keasliannya. Industri ini tidak hanya memberikan pendapatan tambahan bagi keluarga, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kearifan lokal dan transfer pengetahuan dari generasi tua kepada generasi yang lebih muda.
Pertanian sebagai Fondasi yang Tetap Kokoh
Di tengah berkembangnya sektor perikanan dan kerajinan, pertanian padi sawah tetap menjadi fondasi utama yang tidak tergoyahkan di Desa Kedungpring. Lahan pertanian yang subur dan terairi dengan baik memastikan desa ini mampu mencapai surplus produksi beras setiap tahunnya. Aktivitas pertanian memberikan pekerjaan bagi sebagian besar warga dan menjaga ketahanan pangan desa.
Harmoni antara ketiga sektor ini—pertanian, perikanan, dan kerajinan—menjadi kunci kekuatan ekonomi Kedungpring. Lahan sawah menyediakan sumber pangan pokok, kolam ikan memberikan keuntungan finansial yang signifikan, dan kerajinan bambu menawarkan pendapatan tambahan sambil melestarikan budaya.
Desa Inovatif yang Menghargai Alam dan Tradisi
Desa Kedungpring, Kecamatan Kemranjen, adalah sebuah teladan cemerlang tentang bagaimana pembangunan pedesaan dapat dicapai melalui inovasi yang berakar pada potensi lokal. Dengan kecerdasan membaca tanda-tanda alam—memanfaatkan air untuk ikan dan pekarangan untuk bambu—masyarakatnya telah membangun sebuah ekosistem ekonomi yang tangguh dan beragam.
Tantangan ke depan ialah bagaimana memodernisasi sektor-sektor unggulan ini. Untuk perikanan, tantangannya ialah penerapan teknologi budidaya yang lebih efisien dan pengelolaan penyakit. Untuk kerajinan bambu, tantangannya terletak pada inovasi desain produk agar sesuai dengan selera pasar modern dan regenerasi perajin. Jika tantangan ini dapat diatasi, bukan tidak mungkin Kedungpring akan menjadi destinasi agrowisata dan ekowisata yang menarik di masa depan. Desa ini telah membuktikan bahwa menghargai alam dan melestarikan tradisi bukanlah halangan, melainkan justru fondasi terkuat untuk melompat menuju kesejahteraan.